السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Kita tak bisa memastikan kapan akan Mati - Yang pasti bahwa semua akan Mati "Orang paling pandai orang yang paling ingat akan masalah kematian (Sabda Rasulullah saw.)"

Komunisme


Simak bung Salman El-Katiri


Berawal dari Idealisme Filosofis dan Realisme Filosofis, penyusunan dan pembakuan ajaran karl marx di awal Abad Ke-19 tidak lepas dari pergulatan filosofis antara para filosof yang meramaikan pasar filsafat kala itu. Namun tidak terlepas juga dari kenyataan hidup bahwa manusia besar dari lingkungan dan masyarakat sekitar yang didomisili olehnya, baik sekalangan kaum filosof yang berbicara soal kemanusiaan pada dirinya sendiri dan diluar dirinya, begitupula kondisi adat istiadat sangat memungkinkan pengaruh signifikan terhadap hasil kontemplasi manusia terhadap kenyataan hidup baik yang seharusnya diharapkan ataupun sebaliknya, bagi mereka yang tak asing dari istilah Komunisme mungkin ada beberapa pertanyaan yang kemudian membuat si pembuat makalah harus menelusuri jejak dan latar belakan sejarah munculnya Komunisme itu sendiri. Di awal abad ke-20 Dunia Eropa diberi nama Dunia Kegelapan karena Rezim Pro Liberal sangat Arogan dengan slogan menyelamatkan Dunia dari Cengkeraman Komunisme itu sendiri atau ada hantu komunisme berkeliaran di Eropa.

Tak dapat dipungkiri bahwa Melacak latar belakang munculnya paham ini atau saya lebih enak menyebutnya sebagai Idiologi karena memang Karl Marx sendiri menempatkan Komunisme ini berhadap-hadapan dengan Liberalisme yang kemudian disebut sebagai Kapitalisme ternyata keduanya sangat meramaikan panggung Sejarah khususnya Ketika munculnya Gerakan-Gerakan Buruh, Petani, Gerakan Feminisme di Perancis dan bahkan kaum moderat Jerman yang pro Komunisme pada saat itu demi menggalang kekuatan agitasi politik dan propaganda massa terutama dalam perang dingin kala itu. Hal ini memberi pengaruh besar terhadap Generasi Abad 19 saat itu, namun hal yang sama tidak pernah terjadi ketika Gejala social dipungkiri, sebagaimana kenyataanya bahwa Revolusi Industri di Inggris membawa angin kenyataan kaum Urban di Kontinental Eropa menjadi sesuatu yang menjanjikan, Revolusi Perancis pun demikian bermunculanlah slogan-slogan Moral yang kemudian menjadikan Masyarakat kala itu sangat mengaungkan progressifitas, Maju, aspek Rasionalisme sebagai ukuran Professionalitas kerja dan bahkan ukuran Moral Abad Pertengahan (teologis) pun di Geser menjadi manusia sebagai ukuran segala hal (Antoposentrisme). Aspek-aspek tersebut diatas memiliki pengaruh bagi pemikiran Karl Marx, sehingga membawa Karl Marx Pada satu renungan Filosofisnya terhadap kondisi kala itu walaupun dari sudut pandang Budaya dan Kehidupan masyarakat sangat penting untuk kita melacak latar belakan munculnya prakarsa Komunisme oleh Karl Marx, namun tak kalah pentingnya iklim intelektual yang ada dimasanya.
sumbangan teoritis dan kritikan Marx terhadap berapa Filosof sebelumnya telah memberikan kesegaran terhadap pemikiran Karl Marx, seperti George Wilhem Friederich Hegel, Ludwing Feurbach, David Ricardo, Adam Smith, Kant, Ficthe, bahkan Karl Marx sendiri pernah terlibat dalam beberapa kelompok Gerakan Sosialis Dan Buruh Radikal seperti Prodhon di Perancis, Friederich Engels yang menjadi sahabat terbaiknya dan kaum buruh industry, di Perancis itulah Karl Marx menjadi seorang Sosialis artinya diapun menerima anggapan dasar sosialisme, bahwa sumber segala masalah social terletak pada Lembaga hak milik pribadi. Ada tiga tulisan penting dari periode karl marx seperti Philosophical and Economic Manusxcripts (1844) yang disebut juga Naskah-naskah Paris, yang baru dicetak pertama kali pada tahun 1928 di Moscow berbarengan dengan Sumpah Pemuda di Indonesia didalam karyanya itu Marx banyak menguliti segi-segi keterasingan manusia dalam pekerajaan. dari refleksi-refleksi itulah tampak apa yang kita sebut sebagai “humanisme Marx” suatu gambaran terhadap manusia yang seharusnya bebas dan Universal, individual dan social serta alami.[1] Sebelum di Paris Karl Marx pernah bergabung dengan kelompok Intelektual Jerman sebelum yaitu Club Doctor (sekelompok kaum intelektual yang menamakan dirinya pengikut Hegel yang religius) namun hati-hati dalam mengkritik Rezim Prussia pada saat itu, Marx berhasil memisahkan dirinya dari mereka karena dianggap oleh marx mereka mencari akar keterasingan manusia dalam cara berpikir bukan pada susunan system cara produksi yang keliru, sebagai sindirannya Karl Marx menyusun buku yang berjudul “The Holly Family” yang berisi sindiran terhadap kakak beradik Bauer bekas kawannya dalam club Doctor.[2]

Disaat yang sama ketika masih bersama dengan Kelompok Hegelian kiri, Marx mengkritik prinsip Filsafat Dialektika Hegel yang memiliki kecenderungan menghabiskan waktu hidup demi meneliti sesuatu yang tak pasti yakni dialektika yang dimaenkan oleh ROH ABSOLUT. Disaat yang sama pula Karl Marx mengambil sedikit simpati walaupun banyak yang dikritik dari pemikiran Ludwing Feurbach untuk menggalang Filsafatnya tentang Materialisme sebagai prinsip Filsafat dan Sejarah sebagai Keniscayaan dan Proses perkembangan (Dialektika) sebagai perangkat melangsungkan pembebasan Manusia dari kerangkeng kelas social yang ada dalam Etape perjalanan sejaraah sebuah hubungan lurus ditarik marx terhadap kebutuhan manusia akan Ekonomi sebagai kebutuhan primer, sedangkan pola Hegel memberi ceramah kepada murid/pengikutnya bagi Marx pola itu adalah prinsip sekunder yang masih dimaafkan kekerdilannya, sebab dialektika materialisme yang insya ALLAH saya lampirkan nanti akan berbicara sedikit mengenai pertentangan Idealisme dan Realisme.
· Materialisme historis (Sejarah Materialisme)
Tujuan yang mengarahkan segala pemikiran Karl Marx sampai ia meninggal adalah pembebasan manusia dari segala keadaan dimana ia terasing, tertindas, dan terhisap[3] . The Materialistic Conception Of History adalah pandangan tentang factor-faktor pokok yang menentukan perkembangan Sejarah, pandangan Materialisme Sejarah ini bersama ajaran Marx tentang Revolusi merupakan bagian teori Karl Marx yang paling berpengaruh dan merupakan inti dari segala macam Marxisme.
Walau tak elak lagi paham-paham materialism itu telah ada sejak Yunani Kuno namun inspirasi besar karl Marx terhadap Tokoh-tokoh Materialis adalah terutama Ludwing Feurbach, Epicurus, atau sekelas gesitnya Democritus.
Ludwing Feurbach adalah materialis besar, yang dianggap jembatan antara Hegel Dan Karl Marx, mula-mula memakai dialektika juga, buah pikirannya ketika itu banyak member alat pelajaran kepada Marx dan Engels. Hegel dianggap oleh kaum Materialis sebagai ujung Filsafat yang negatif, yakni ujung yang membatalkan, ujung yang buntu. Feurbach dianggap sebagai ujung yang positif , yakni membuka jalan yang baru kejalan dialektis Materialis[4] Materialism bagi Feurbach adalah sudut pandang ontologisnya Terhadap alam semesta yang Abadi dan bukan diluar Alam itu sendiri sehingga bagi Marx; Feurbach hanya membuang waktu pula melihat kenyataan dan diam di tempat tanpa ada pengaruh terhadap Rezim Despotik Prusia pada saat itu dalam konteks relasi social , begitupula W.f. Hegel yang justeru melonggarkan kritik sosialnya terhadap Prussia, hegel hanya bermaen dengan kepala tanpa diselingi kaki yang bergerak, seakan akan Hegel hanya memberi statemen kepada Masyarakat Prussia agar taat di Bawah rezim feodal yang identik dengan Roh Absolut, hal ini kemungkinan saya menarik kesimpulan bahwa dikemudian hari marx kemudian mengkritik Agama sebagai Candu, karena mengumbar janji suci untuk kantong elit, yang tidak ada bedanya dengan borjuis. Tak ayal lagi bahwa Agama pun menjadi obralan murah dipasaran birokrasi atau kerajaan disaat itu. dalam Perkembangan masyarakat selalu saja konflik atau kontradiksi-kontradiksi pokok dalam masyarakat yang kemudian membelah dua kubu yakni pro dan kontra, kawan dan lawan, pemilik pacul dan tenaga, pemilik modal dan karyawan, tuan tanah dan budak, serta pastur kaya, elit dan masyarakat kecil tertindas, penganut ajaran suci masehi (Nasrani) serta penganut berhala uang dan agama Palsu. sebagai keniscayaan sejarah menuju masyarakat tanpa Kelas (KOMUNIS).
Sumbu kesadaran pun di pisahkan dengan api nilai moral, sebagai bangunan kenyataan hidup manusia, dimana bangunan Supra-Struktur (agama,Budaya, Tradisi, hukum, Norm, Etika) menurut definisinya adalah kebutuhan sekunder, seperti kritik feurbach atas Manusia yang menderita keterasingan karena lari dari alam sebab dia tidak sanggup menaklukkan alam semesta.
Terlepas dari itu marx kemudian menyuguhkan Solusi bahwa dari pemahaman masyarakat ‘spiritual’ adalah pijakan hidup, perlu disingkirkan dari kondisi riil masyarakat, dengan mengadakan satu bangunan demi mengahadapi kenyataan bahwa Ekonomilah yang menjadi basic/primer masyarakat itu sendiri, dari sinilah kemudian Filsafat Manusia Karl Marx berubah menjadi analisa Ekonomi, Social-politik dan Hukum, Gambaran spiritual dan pergeseran filosofis Materialis diatas oleh Marx adalah keadaan material masyarakat Perancis sebelum Revolusi, hal ini terkait dengan segolongan intelektual pada saat itu yang dengan penuh semangat mendukung kebebasan, Persamaan, dan persaudaraan yang menjadi motif Revolusi Perancis, yang dikemukakan atas nama ilmu-ilmu modern, atas dasar akal murni mereka ingin menegaskan bahwa kita perlu membebaskan orang-orang dari perbudakan Dan melepaskan belenggu masyarakat yang menghamba pada system Feodal, motif inilah yang kemudian melongsorkan sendi-sendi Feodalisme akibat menyatunya idiologi-idiologi baik gerakan Feminisme,Buruh, Mahasiswa yang kemudian Revolusi Perancis Pecah, sehingga tercapailah cita-cita golongan tersebut, namun dilihat dari segi Marxisme; masalah yang sebenarnya bukanlah kebebasan, persamaan dan persaudaraan umat manusia melainkan membebaskan belenggu-belenggu Feodal terhadap para petani agar sekelompok orang kedua dapat masuk untuk memperkerjakan mereka dalam pabrik-pabrik buruh agar mereka di untungkan dari sisi produksi Komoditas yang jadi trend pasca Revolusi, tentu tidak dapat disangkal bahwa cita-cita semacam itu tetap sekunder saja karena pergesaran tujuan dari beberapa golongan intelektual diatas hanya mencerminkan kamuflase dari kebutuha riil yang sebenarnya, yakni Kebutuhan Ekonomi.
Sehinggga dapat dirangkumkan bahwa prinsip dasar Materialisme Historis : semua yang diajarkan oleh filsafat, Hukum, Ekonomi, Historiografi, sosiologi, dan segala apapun yang diakui oleh manusia sebagai nilai Religius, moral dan seni sama sekali bergantung dari cara produksi masyarakat yang bersangkutan, kondisi material itulah yang menjadi patokan nilai moral sebuah masyarakat itu sendiri [5].
Disini dapat kita temukan kelanjutan gagasan Karl Marx mengenai kritik Agama Feurbach. Marx menuntut agar dicari keterasingan yang sungguh-sungguh, yaitu basis material untuk keterasingan religious dan didalam naskah-naskah paris ditekankannya cara produksi, pekerjaan, yang merupakan tindakan hakiki manusia dan dari itu bisa disimpulkan bahwa bidang produksilah bidang yang paling menentukan bagi manusia . namun tidak dapat dipungkiri juga bahwa agama dapat dibongkar lewat kritik Teoritis, akan tetapi kritik teoritis tidak dapat membongkar keterasingan yang berakar dalam struktur masyarakat itu sendiri. Namun ada sedikit penyangkalan oleh Frans Magnis-susseno bahwa bukanlah kritik teoritis Agama, melainkan kritik praktis terhadap struktur-struktur masyarakat yang membuat manusia terasing itulah yang perlu. Namun garis besar yang perlu kita teliti adalah kasus yang sama ketika benih-benih pemberontakan Martin Luther terhadap institusi Gereja yang kolot, sehingga prakarsanya itu kemudian menghasilkan awal dari semangat protestanisme terhadap kekayaan, kekayaan dan kemajuan itu sendiri.
· Sosialisme Ilmiah.
Bagi Marx sejarah dan masyarakat sebagai subjek penting dalam kelangsungan hidup manusia dimana sejarah sangat memainkan peran penting dalam proses perjalanan masyarakat, baginya system yang ada dalam masyarakat terus dinamis, terlepas dari analisanya terhadap filsafat yunani kuno baik Karyanya tentang Democritus dan epicurus, marx telah mengambil jalan lebih maju dari warisan filsafat keduanya yang masih berbicara dalam unsur kosmos (Alam) atau Gerak alam semesta yang diikuti oleh Heraklitus dengan kesenangan celotehnya “Panta Rei Kaiuden Menei” tanpa sadar gejolak social dalam melihat detektif sekelas marx sangat janggal terlihat di Zamannya, marx mungkin menetapkan analisa ilmiahnya terhadap masyarakat karena terkait dengan keniscayaan sejarah, bahwa sejarah umat manusia akan bermetamorfosis seiring dengan kondisi alat produksnya, bangunan dasar manusia yakni kebutuhan ekonomi yang mencakup alat produksi, tenaga produksi, hubungan produksi masyarakat serta tidak lupa pula sumbangsi kontradiksi kelas dalam masyarakat juga menentukan dan menjadi penunjuk jalan hubungan social dari generasi awal komunal primitif, masyarakat kesukuan, Feodalisme (perbudakan), kapitalisme, dan sosialisme atau komunisme yang menjadi system social, baginya etape perjalanan tersebut niscaya dalam masyarakat, sehingga rujukan awal dari Neo-Marxis adalah meluruskan kembali serpihan omongan yang positif oleh marx sehingga Konsep inipun sangat berkaitan erat dengan teori sosialisme ilmiah di Zamannya. Hanya satu cita-cita yang berdengung dari Komunisme adalah mengakhiri praktek eksploitasi, penjajahan, monopoli dan pemupukan modal (capital).
· Kritik Kapitalisme
Bagi Karl Marx pada tahap tertentu perkembangan Tenaga-tenaga Produksi Masyarakat menjadi bertentangan dengan hubungan-hubungan Produksi Masyarakat, atau dalam bahasa yuridisnya kita ketahui sebagai unsur kepemilikan pribadi yang mengakibatkan pengaruh terhadap buruh pabrik yang dibelenggu hak peroleh Upahnya, dari sini Karl Marx kemudian memberikan mercusuar bahwa saatnya Tahap Revolusi Sosial Dengan penjungkirbalikkan Bangunan atas Yuridis, bahwa yang berpengaruh dari suatu bangunan social adalah kondisi riil masyarakat yang disebut sebagai Ekonomi oleh Karl Marx.
Kehidupan Pabrik yang memperlihatkan aspek-aspek ketidak-manusiawian lah yang menyebabkan Buruh pabrik terasing dari dirinya, dalam kerja pabrik tentunya si pemilik tenaga kerja (Buruh) hanya memiliki tenaga untuk bekerja dan si pemilik Modal dengan keluwesan menerima Hasil dari Keuntungan Pasar . namun dalam proses Produksi bagi Karl Marx ternyata tidak wajar, sebab banyak keuntungan dan waktu yang diambil kaum capitalis terhadap buruh dari sini kita dapat melihat sedikit kritik Karl Marx terhadapa David Ricardo (1772-1823) dan Adam Smith (1723-1790) mengenai pencurian Nilai lebih dan kepemilikan pribadi. Dalam Karyanya Das Kapital terkadang ia disebut Marx Ekonomis yang sudah meninggalkan Marx Humanistik, cara marx mempelajari ekonomi itu tentunya ingin menghilangkan proses penindasan dan penghisapan yang ada. Terutaman ajaran Marx dalam ekonomi yang menjadi sumbangan kritik terhadap system Kapitalisme adalah terdiri dari beberapa sub teori yakni: teori tentang nilai pekerjaan, teori tentang nilai tenaga kerja , teori tentang nilai lebih dan yang terakhir teori tentang laba (Profit).
· Komunisme
Disini saya akan bertanya bagaiman bentuk masyarakat Komunis itu? Terkadang kita memahami seperti apa yang dicita-citakan Karl Marx Tentang Sosialisme atau Komunisme dari kekuasaan hari ini. Komunisme Marx tidak sama dengan Komunisme yang dibangun oleh Lenin 50 Tahun Kemudian, yang dimaksud Marx dengan Komunisme adalah bukanlah sebuah kapitalisme Negara dimana Hak milik di Administrasikan oleh Negara, hanya permulaanlah sosialisasi berarti Nasionalisasi –jadi Negara yang mengambil alih hak milik pribadi[6]
Cirri-ciri inti masyarakat Komunis adalah penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat produksi, penghapusan adanya kelas-kelas social, menghilangnya Negara, penghapusan pembagian kerja, kelas-kelas tidak perlu dihapus secara khusus sesudah kelas kapitalis ditiadakan karena kapitalisme sendiri sudah menghapus semua kelas, sehingga hanya tinggal proletariat. Itulah sebabnya Revolusi Sosialis tidak akan menghasilkan masyarakat dengan kelas atas dan kelas bawah. Dalam German Idiologi : dalam masyarakat komunis masing-masing orang tidak terbatas pada bidang kegiatan eksklusif, melainkan dapat mencapai kecakapan dalam bidang apapun sehingga masyarakat mengatur produksi umum dengan itu memungkinkan bahwa hal ini saya kerjakan rari ini hal itu besok, pagi hari berburu, siang hari memancing ikan, dan sore hari memelihara ternak, sesudah makan kritik…..[7]
Tetapi bagaimanapun penghapusan pembagian tenaga kerja perlu dipikirkan secara konkrit? Bukankah technology modern justru menuntut spesialisasi yang semakin tinggi? Lalu bagaimana pembagian kerja harus dihindari? Ataukah yang dimaksudkan karena umat manusia tidak menderita karena kekurangan produksi kapitalis (kapitalisme berhasil mengatasi kelangkaan produksi zaman-zaman sebelumnya) lalu orang bebas untuk memilih pekerjaan yang disenangi? Dan apakah mungkin sebuah masyarakat yang kompleks tanpa penguasa pusat?
Dalam hal ini kita perlu melihat bahwa marx menggunakan “Sosialisme” atau “komunisme” dalam arti yang sama, yaitu keadaan masyarakat setelah penghapusan hak milik pribadi atas alat-alat Produksi, memang Revolusi Sosialis tidak langsung menghasilkan sosialisme Negara lalu sesudah kapitalisme dihancurkan, Negara semakin kehilangan Fungsinya dan sosialisme tercapai apabila tidak ada Negara lagi.untuk menjelaskan beberapa teori yang bertentangan dengan Teori marx itu Filsafat Soviet membedakan anatara sosialisme dan komunisme, keadaan tanpa kelas dan tanpa Negara merupakan tujuan terakhir yang hanya dapat tercapai melalui jalan yang panjang jadi antara Revolusi Sosialisme dan Komunisme terdapat tahap-tahap yang berlangsung selama puluhan Tahun.[8]
· Internasionale
Dalam beberapa tahun saja partai Komunis Soviet mencapai control total diatas Komintern Pasca Revolusi Oktober 1917 di Unisoviet Oleh lenin. Salah satu tandanya adalah bahwa diantara Tahun 1928-1935 tidak diadakan Kongres Dunia Lagi, Revolusi pimpinan Lenin yang dimenangkan dalam Parlemen itu pun menjadi sorotan beberapa partai Sosialis Jerman baik yang pro Uni Soviet Maupun yang Kontra Revolusi, hal ini juga terjadi dalam Kubu Partai Sosialis Uni Soviet perpecahan pun menghasilkan dua turunan partai komunis pada saat itu yakni Kubu Bolshevic dan Menshevic ,akibat konflik Internal ini aras yang menentukan perjuangan Marxisme Internasional, walaupun kongres pertama partai komunis sedunia di Uni Soviet bahasa Jerman sebagai bahasa ketetapan Kongres namun dikemudian hari tepat Kongres III Bahasa Uni Soviet sebagai keputusan bahasa kongres, akibat dominasi suara beberapa partai Komunis se- Dunia. Perkembangan itu tentunya sesuai dengan harapan Moscow yang didukung sekuat tenaga. Komintern adalah Organisasi Payung dari semua partai Komunis se-Dunia, walaupun central Partai Komunis di Moscow namun tetap setiap partai memiliki komite perwakilan dari seluruh partai, kebijakan politik Internasional akan disaring dalam sidang Komite Central yang mana masing-masing CO memilik hak untuk bersuara dalam sidang itu kemudian keputusan pun diambil oleh ketua atau Lenin sendiri. Kebijakan keras tak luput dari kekuasaan Lenin, rencana terror tidak asing dari teknik lenin mengambil kebijakan politiknya, dalam hal apapun lenin menghendaki seluruh Partai Komunis Dunia Harus tunduk dibawah Kebijakan Moscow, sehingga terkadang CO mengambil keputusan tanpa ragu terhadap kebijakan Moscow padahal ada pertentangan terhadap kepentingan-kepentingan Nasional Mereka. Dari sisi ruang gelappun tak ayal lagi bahwa SOVIET menghendaki Bolshevisiasasikan partai-partai komunis, terror, ancaman dan pembunuhan Rahasia tak luput dari mainan politik Lenin. Dan ketersambungan penafian atas analisa Marx terhadap masyarakat ideal nya pun mengalami goyangan Hebat pasca Revolusi 1917.
DI Tahun-Tahun kemudian setelah meninggalnya Lenin maka kepemimpinan pun diteruskan oleh Stalin setelah serah terima jabatan di kongres Terakhir tahun 1935, dengan rancangan piagam awal stalin kemudian melanjutkan perjuangan Lenin namun ditahun 1943 tanpa pembicaraan lebih dulu dengan anggota-anggotanya pada Kongres komintern terakhir menyetujui Taktik Front Rakyat, yaitu Politik Stalin yang baru untuk bekerja sama dengan kekuatan-kekuatan kiri dan Borjuis kiri dalam rangka perlawanan terhadap bahaya fasisme keputusan inilah yang kemudian menjadi awal perpecahan dan pembubaran diri beberapa anggota partai di parlemen Soviet atas kebijakan kongres, dari sinilah perpecahan awal dari partai-partai Komunis sedunia, dikemudian Hari Cina pun mengambil peran dalam kebijakan Nasionalnya sendiri tanpa mendengarkan instruktif langsung dari Soviet sehingga antara Cina-Soviet pun terdapat ketegangan Internal. Baik dalam hal keputusan politik, ekonomi bahkan Idiologi. Kejadian itu Nampak pada perspektif politik antara Lenin dan Mo Tse Tug. Aras Revolusioner lenin adalah objektifikasi kekuasaan politik ditangan Proletar sedangkan Revolusi Mao lebih menempatkan para petani di Garda Depan sebagai Siasat budaya menggalang kekuatan trasional melawan borjuis kota yang dijangkiti virus Liberal dan modernism Modern. Pergeseran symbol tradisional oleh Mao ternyata berhasil menciptakan doktrin baru di tingakatan petani atas Bahaya Modernisme Inggris di Cina kala itu.

Selain ketegangan Cina dan Uni Sovet, beberapa Partai sosialis pun mengambil peran tanpa bernaung dibawah Payung Uni Soviet ataupun cina seperti CUBA, YOGUSLAVIA, dan beberapa Negara Agraris America Latin. Keliatan seru ketika konflik ini terbang ke Indonesia semasa pemerintahan Soekarano, yang kemudian melihat secara teliti Soekarno mengambil jalan bersandar ke dermaga cina dari pada Soviet pasca pembentukan pos-pos Komunis yang baru, entah karena Soekarno melihat sisi Georafis, dan ras bahwa Indonesia lebih didominasi sedikit penduduk Tionghoa atau melihat dari sisi geopolitik ditingkal Global terhadap Bahaya Uni Soviet sebagai Negara otoriter Komunis itu. Naudzubilla Mindzallim. Na-Dem-kra.




[1] Frans Magnis-Suseno, Pemikiran Karl Marx ‘Dari Sosialisme Utopis Ke perselisihan Revisionisme’ hal :50. pen: PT Gramedia Pustaka Utama. cet: September 2005.
[2] ibid
[3] Frans Magnis-suseno. Ringkasan Sejarah Marxisme dan Komunisme “sebuah diktat untuk mahasiswa sekolah tinggi filsafat driyakara” hal:21. JAKARTA 1977.
[4] TAN MALAKA. Madilog “Materialisme, Dialektika. Historis” hal: 43 cet: kedua, Maret 2008. Pen: LPPM Tan Malaka, Jakarta Pusat.
[5] Frans Magnis-suseno. Sejarah Marxisme dan Komunisme “diktat sekolah filsafat driyakara” hal : 23. Jakarta 1977
[6]Frans Magnis-sosseno, Pemikiran Karl Marx dari Sosialisme Utopis Ke Perselisihan Revisionisme. Hal: 170. Pen: Gramedia PUSTAKA UTAMA. Jakarta 2005
[7] ibid
[8] ibid
Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, Video dan Foto Follow twitter Nacha sujono

Tidak ada komentar:

Baca juga topik dibawah ini:
Lihat kamus di Beranda!
DAFTAR EMAIL KAMU UNTUK BERLANGGANAN UPDATE Ujung Pena NS