Aku pernah mencintai, juga pernah dicintainya, tapi dia tidak percaya padaku, ya sudahlah |
Manusia pada dasarnya adalah diciptakan dalam keutuhan, dalam pandangan kebanyakan “persaudaraan allah,” keutuhan ini adalah berbeda dengan makhluk allah yang lainnya yaitu al-aql “fikir,rasio” dalam pandangan kami keutuhan itu bila rasio bisa dijalankan dan dikontrol oleh al-qalbu “hati” dasarnya karena landasan rasio bisa saja membenarkan satu pihak bila yang digunakan adalah prinsip kebenaran atas keadaan yang dimilikinya yaitu, keadaan itu karena dia bekerja makanya keadaannya berbeda maka disini bisa saja dia mengambil tek yang berpihak padanya untuk melegitimasi kepentingannya. Tapi keadaan ini tidak tercermin pada keimanan Karena keimanan seperti ini apariori terhadap teks dan keadaannya realitas berotentisitas pada teks. Padahal teks hanya bisa dibenarkan bila sesuai dengan realitas dan keadaanya realitas itu bersifat pada keadaan alam dan nasihat, teks hanya mampu menjelaskan yang bersifat nasihat, moral manusia. Karena teks begitu banyak sedangkan rasio hanya satu dan ini adalah warisan dari pemikiran eropa-barat yang sangat mengagungkan rasio dan mensakralkan materi dan tubuhnya.
Ya allah terimakasih, atas anugerah yang kau limapahkan, pada kami manusia yang lupa terima kasih, dan membuat kerusakan dilaut dan di darat. |
Dalam pandangan kami kedua kontra diatas antara gerakan agamawan dan intelektul merupakan cikal bakal warisan dari abad pertengahan dan permulaan kebangkitan, gereja ketika itu memerangi ilmu, menindas para ilmuwan, seperti capenicus dan Galileo yang mengatakan bahwa bumi bulat dan bukan pusat dan bukan pusat alam semesta kemudian dihukum oleh gereja. Namun dalam hal ini kami yang perlu kita sadari posisi kita adalah tidak dalam satu pihak dan berusaha mengintegrasikan antara agama dan ilmu karena keadaannya adalah sangat berkaitan erat keduannya karena sebagaiman saya paparkan diatas bahwa aqal “daya fikir” dan al-qalbu “hati” itu saling erat keduanya hati sebagai pengontrol atas akal yang bisa membaca keadaan sedangkan hati membenarkan yang benar dan menyalahkan keadaan yang memang salah.
Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, Video dan Foto Follow twitter Nacha sujono
Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, Video dan Foto Follow twitter Nacha sujono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar