السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Kita tak bisa memastikan kapan akan Mati - Yang pasti bahwa semua akan Mati "Orang paling pandai orang yang paling ingat akan masalah kematian (Sabda Rasulullah saw.)"

Dunia Bergolak

"Biarlah seluruh dunia berisi kebencian, tapi dihati tetap ada cinta"

Aku ingin memulai paragraf ini dengan sebuah kalimat yang mungkin terkesan sewenang - wenang; "Kalau masih ada negara Amerika serikat, Israel dan Arab saudi, pasti terorisme akan tetap ada". Tahun 1990 -an pasca runtuhnya tembok berlin, ada 2 buku yang terbit judulnya The End Of History karya Fukuyama dan The Clash Of Civilization milik Huntington. Dalam pandangan akademisi mungkin ini buku yang luar biasa, tetapi dalam pandangan intelijen buku ini tidak lebih dari sekedar propaganda. Kedua pengarang ini dekat dengan orang – orang neo konservatif, peneliti kedua buku ini juga didanai John Olin Foundation. Buku ini mirip planning Amerika dan sekutunya di masa depan terutama juga untuk perusahaan korporasi. dan benar, Fukuyama selanjutnya menulis buku judulnya Trust yang berisi sosiologi masyarakat untuk panduan bisnis dan politik. 

Konflik sunni syiah awalnya juga digodog di Tavistoc Institut dan RAND Corporation. Kedua lembaga ini juga deket dengan kelompok neo konservatif, ini gambaran pertarungan:
Rusia - AS dan sekutunya (saudi, NATO, qatar, yordan) di eropa timur dan timur tengah.
*China - AS dan sekutunya (jepang, korea selatan, taiwan, filiphina) di front asia pasifik.*
Iran - saudi, AS, israel, qatar, UEA, yordania
dan benar, khalifahnya dikejar – kejar rakyat, anak buahnya menyebar ke seluruh dunia. Orang – orang yang penuh nafsu.
Dalam ekonomi, dunia begitu rapuh, semua sudah over produksi dan mereka mencari daerah jajahan baru untuk menjual komoditasnya. Perang adalah pesta perusahaan senjata, pesawat, tank, mobil, BBM, mereka untung besar.
Untuk menjajah lahirlah lembaga APEC, TPP, MEA, G20, AFTA, NAFTA, AC FTA, WTO, tapi intinya sama yaitu menipu yang bodoh.

"Jalak Muda" Jalan Politik Pemuda 
 
#Katakan indonesia satu,

Satu indonesia berkatalah

Puisi kita bukan lagi puisi yang ditulis dengan kata – kata

Tapi puisi yang dijalani dengan keringat, air mata dan darah
untuk ibu pertiwi.

Tapi di sini pemuda begitu kebingungan dan kehabisan imajinasi sehingga mereka banyak ditipu orang – orang tua, dengan uang, dengan khutbah dan ceramah dengan sedikit fasilitas. Indonesia tidak akan berubah tanpa revolusi karena di negara ini sudah darurat kolusi politikus dengan pengusaha. nepotisme hingga mulai desa sampai sampai tingkatan tertinggi dikuasai keluarga – keluarga, mirip zaman kerajaan. Praktek rentinir, penipuan, korup itu sudah ada sampai desa – desa. Sementara kesadaran masyarakat desa sangat minim; sadar merdeka, sadar ekonomi politik. Mereka melawan cuma ketika hartanya kena gusur, itupun sebatas ngamuk. mirip zaman kompeni.

Seperti pemuda desa, mahasiswa pun kehabisan imajinasi. Kuliah tidak lebih dari acara rekreasi, terlalu banyak jalan – jalan dan sedikit membaca. Hingga tidak heran omongannya banyak yang tidak mutu.
Gerakan mahasiswa juga begitu kebingungan, jarang demo, jarang diskusi, cuma sekedar seminar. Gerakan juga cuma mengekor partai politik, senior, dan sepertinya sebentar lagi bahan kritiknya hilang.

Agama

"Agama itu candu rakyat"
Inilah kalimat yang wajib dikritik dari marx. Agama bukan alat untuk menina bobokan orang agar tidur pulas dari persoalan hidup. Agama bukan candu untuk membius manusia dari penderitaan dunia. Agama juga bukan sarana untuk lari dari tanggung jawab dengan menyibukkan diri dengan ritual agar masuk surga, karena di dunia begitu menderita. 

Tapi, agama mengajarken manusia bagaimana mengkritisi hidup, apa itu kemerdekaan, apa itu hak asasi, apa itu politik, bagaimana sistem hukum yang baik, bagaimana ekonomi yang baik, bagaimana membangun budaya yang agamis, atau cuma sekedar bagaimana mikir. Agama itu mengajari manusia agar menjadi ilmiah, humanis dan religius.

Manusia Satu Dimensi

Tuhan itu menciptaken manusia begitu kompleks dan agung, tapi manusia memperlakukan dirinya begitu rendah dan dangkal. Di sini manusia seolah seperti robot dan nalarnya menjadi lebih mundur dan tidak rasional. Ketika media bilang A, manusia rame – rame ikut A. ketika media mengatakan saddam hussein seperti setan, semua menuduhnya setan. Ketika media menyebut islam suka menteror, semua terserang islamophobia. 

Ketika media memutar lagu B, semua ikut tersihir menyanyikan lagu B. manusia dipaksa memilih apa yang dipilihken media. Ketika media menyesatken syiah, semua ikut - ikutan.
"semua seolah menuju kedangkalan"

Cinta

"Ku sucikan bibirku dengan api suci untuk membicarakan cinta namun tak pernah menemukan kata - kata"

Pendangkalan bukan hanya dalam agama, politik, budaya, tapi juga dalam soal cinta. Cinta begitu binal, tergantung apa yang dikatakan orang, dikatakan TV, dikatakan motivator, dikatakan twiter, facebook dll. Di sini agama didangkalkan untuk melegitimasi cinta. Kata – kata populer semacam "Ku pinang kau dengan Bismillah, Cintai aku karena Allah, Kunikahi kamu dengan al -fatihah, jadilah imamku dunia akhirat, dan kata – kata yang seolah religius lainnya jadi tren, nanti kalau diajak berjuang benaran si wanita malah pusing, ngamuk - ngamuk, seolah tidak diperhatikan, lalu minta pisah. Haha menggelikan.

Kedangkalan ini yang menyumbang kerusakan pada agama. Agama dan Allah dipaksa menuruti keinginan manusia.

Ada lagi wanita yang selalu mengatakan ingin dimengerti, seolah - olah pasangannya seorang dukun dan tukang ramal yang tahu isi hati wanita, itulah kenapa banyak sekali penderitaan, mirip drama sih.

Cinta cuma dipahami menurut pikiran orang banyak.
Catatan akhir tahun bung HAM

Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, video, dan Foto Follow twitter Nacha sujono

Tidak ada komentar:

Baca juga topik dibawah ini:
Lihat kamus di Beranda!
DAFTAR EMAIL KAMU UNTUK BERLANGGANAN UPDATE Ujung Pena NS