Kunjungan wisatawan mancanegara
(wisman) atau wisatawan Nusantara ke NTT, ternyata bukan hanya pada kehadiran
“Komodoensis” (buaya darat) yang terdapat di Pulau Komodo Kab.Manggarai Barat
Prov.Nusa Tenggara Timur (NTT) itu. Masih banyak yang harus dilihat/dikunjungi,
selain wisata budaya seperti tarian caci (pecut – memecut) tentunya, tetapi
juga dengan kehadiran lokasi yang berlegenda. Salah satunya yang dihadirkan
saat ini adalah lokasi wisata Nampar Macing yang terletak di Desa Golo Leleng
Kec.Sano Nggoang Kab.Manggarai Barat.
Diceritakan, Nampar Macing yang
disebut juga “Macing Nggerngguak” yang terletak di Wilayah Manggarai Barat
Provinsi NTT ini, ada kaitannya dengan legenda terjadinya “Watu Wangka (perahu
batu). Watu perahu ini sendiri terdampar di Wae Jare.
Dulu, ketika air laut
surut.muatan di dalam perahu yang dinakhodai keluarga Tandi Tata Makulau itu
(kelak jadi leluhur “Beo”(kampong) Rekas dan Bambor), tidak hanya manusia
tetapi juga sekian “blasé”(=karung/sokal ) berisi garam. Untuk memudahkan
perahu didorong, maka dibuanglah beberapa blasé garam. Pembuangan pertama di
sebuah hamparan padang ilalang, di dekat Po’ong Cowang bagian Lengkong Indrong.
Kedua di sebuah kampong dekat Kampung Tenda; ketiga di antara Golo (gunung)
Lara dan Golo Bundu dekat Wae Rendong kampong Rempong, dan keempat di dekat
Cunga Remus pertemuan Wae Sapo dan Wae Rendong.
Lokasi pembuangan garam pertama
tadi, kemudian bakal munculnya “macing nggerngguk”(air garam yang sering
meluap) yang kemudian dikenal dengan “Nampar Macing (Batu Cadas yang mengalir
air yang mengandung garam). Pada sumber air itu, airnya selalu meriak dan rada
panas.
Sumber mata air ini, terletak di
pinggir jalan raya Ruteng –Labuanbajo.Jika kita mau saksikan riakan air ini,
maka turunlah meski hanya sebentar,dalam satu detik, akan tiba di lokasi.
Sebelum tiba, kita harus bertanya, “Nene, sudah masakkah telur di sana?” Dalam
waktu singkat air dalam lokasi berdiameter 70 Cm ini memunculkan riakan yang
begitu cepat. Nah, kalau kita bawa telur, masaklah di sini, dalam waktu singkat
telur tadi masak dan siap dimakan.
Menurut cerita warga sekitar
lokasi, air yang meriak-riak itu, berkhasiat untuk menyembuhkan segala jenis
penyakit kulit. Banyak orang yang ke sana untuk menyaksikan dari dekat sekalian
kalau berpenyakit kulit siramlah dengan air yang sedang riak tersebut.Yakinlah
akan sembuh dan kulit kita bersih seperti sediakala. Setelah puas dengan
menyaksikan panorama alam di atas dataran ini, kita melangkah ke sebelah
utaranya. Selepas mata memandang panorama yang mengasikkan terbentang di
mata.Dari batu cadas yang terbentang mengalirlah air yang mengalirkan air
mengandung garam. warnanya putih bersih.
Sebelum pulang, alangkah indahnya kalau berpose
terlebih dahulu di sini. Nampar Macing yang menghadirkan panorama menyambut
Anda dengan sepenuh hati. Belum lagi hembusan angin kala senja merentang
panjang, menyapu habis keringat yang membasahi tubuh kita. Jangan lupa petik
“saung pepak (=
daun pepak sejenis daun paku). Untuk dijadikan sayur yang enaknya dapat
menambah nafsu makan. Selain itu, Anda dengan mudah menyaksikan kerbau yang
sedang berkubang di dekat lokasi tersebut. Sayang sekali kehadiran kerbau –
kerbau yang berkubang itu mengurangi keindahan panaorama Nampar Macing.
Pasalnya, akan menghadirkan bau yang menyengat.
Catatan Perjalanan: Usman
D.Ganggang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar