السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Kita tak bisa memastikan kapan akan Mati - Yang pasti bahwa semua akan Mati "Orang paling pandai orang yang paling ingat akan masalah kematian (Sabda Rasulullah saw.)"

Cerita Tukang Tambal Ban

Jadi suatu ketika saya mendegar dari mulut seorang yang kutemui dijalan protokol di jogja, pesan yang sangat membekas dihati, saat mendengarkan seolah air keheningan hidup selalu menyirami kegersangan hati saya, efek dari nasihat orang dijalan itu saat saya iseng bekerja salah satu lesehan dipinggiran jalan besar dijogja, selama 3 hari saya kerja disitu jam 07.30, obrolan kami dimulai dengan sapaan dari bapak itu hari kedua saya kerja, "mas kamu baru disini ya?" suaranya bertanya, "iya pak" jawabku dengan lirih cara saya merendahkan hati sembari menundukan kepala pada bapak yang berumur separuh bayah itu, "oh berapa gajimu mas?" tanyanya kembali "lapan puluh lima pak" jawabku, "oh besar itu" tandasnya sembari menengadahkan kepalanya kelangit - langit yang tak biru pagi itu, dan dingin hembusan pagi yang tak bersahabat dengan pori - pori lemah kulit kaum papah, "kamu harus bersyukur mas, kamu punya gaji besar aku saja yang sudah hampir 37 tahun disini pendapatanku /hari cuman 150ribu rupiah" dia diam sejenak sebelum melanjutkan nasehatnya menyulut rokoknya yang sejak dari tadi di elus - elusnya, "iya sih pak benar, tapi masa cuman lapan puluh lima dan 150 ribu aja bapak senang untuk pendapatan perhari yang belum dihitung dengan pengularan dan investasi jangka panjang" suaraku dalam hati, aku tak tega membantahnya karena penalaranku jauh sekali dari dunia perkiraan logika kehidupannya sebagai manusia indonesia yang lemah, setelah tengok sana - sini tak ada yang menghampiri bengkel tambal bannya tangannya digerakkan kepala sambil menengadah kepala kembali, diraihnya gelas kopi yang tepat disampingku, sembari melontarkan suara 

"mas aku minta kopi kamu ya".
"iya pak, ambil saja' mau aku buatkan yang baru untuk bapak" tawarku padanya, 

"nggak usah mas, ini aja" "ya udah pak, tapi aku uda minum sedikit loh pak"
"nggak apa - apa mas" suaranya melas, sambil membersihkan kelopak mata kiri - kanannya yang masih membekas kotoran bulat - bulat kecil yang menggumpal lunak dan keras sekeras hati penguasa pada orang lemah.

"mas kita hidup di indonesia ini tidak pernah sejahtera kalau nggak jahat dan kuat" mengagetkanku, "aku
sudah 32 tahun dijalan mas yang ku temui para pejabat membayar preman untuk menjaga keamanannya, supaya aman, makanya korupsi berjalan terus untuk membayar orang - orang kuat yang bodoh itu" orang kuat bodoh,
"mungkin ini menggambarkan kenyataan di orde baru" dalam hatiku.

"iya pak setuju" aku menghiburnya, mata keprihatinan bersimbah luka dihatinya, mata merahnya berbicara tentang kemarahan pengalamannya dimasa lalu, seolah pagi itu dia marah namun saya memberi ruang - ruang komunikasi pelampiasannya, aku siap mendengarkan bapak itu pagi itu sampai dia bosan dengan kejengkelan - kejengkelannya terhadap ketidakadilan negeri yang katanya demokrasi ini.

"yang penting mas sekolah, karena dengan sekolah kita dapat memahami hidup kita, nganu kita bisa mencari - cari cara untuk membuat sejahtera hidup sendiri"

"iya pak" sahutku, sambil menatapnya dengan setengah hati bahagia, karena pagi itu aku sebenarnya lelah sekali kerja semalam hingga pagi itu nyaris tak pernah istrahat.
"aku pulang dulu ya mas, besok baru kita sambung obrolnya"
sembari melangkahkan kakinya, diberes - beresnya semua prabot kerja bengkel kecil milik, kemas kemudian pulang.

"hati - hati ya pak dijalan" hentakku yang sejak dari tadi menatapinya mengemasi prabotnya, dia pun pulang tanpa uang siang itu, karena dia bekerja di pinggiran jalan tak ada yang memperhatikannya, tak ada yang bertanya apakah bapak itu sudah mendapatkan hasil dari kerjanya hari itu.

*******

Lalu aku bertanya tanpa suara pada diriku dan pada manusia indonesia demokrasikah kita??? Aku tidak punya jawaban yang solutif untuk bapak itu karena ditangan penguasalah jawaban itu.
Kita indonesia seperti sia - sia kita bernegara di indonesia.

Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, Video dan Foto Follow twitter Nacha sujono

Tidak ada komentar:

Baca juga topik dibawah ini:
Lihat kamus di Beranda!
DAFTAR EMAIL KAMU UNTUK BERLANGGANAN UPDATE Ujung Pena NS