Bahasa
manggarai adalah bagian dari kehidupan etnis manggarai, mula dari
mengenal fonogisnya maka orang akan mengenal identitas seorang sebagai
orang manggarai, bahasa manggarai hanya biasa digunakan dalam keseharian
masyarakat dimanggarai, menarik saya untuk menulis wacana BEM (bahasa
etnis manggarai) ketika membaca resume journal PDF pius pempe: oleh Prof. Dr. I Wayan Jendra. S.U yang dimuat di Situs internet yang berjudul; Pemakaian Bahasa Manggarai Dalam Misa Inkulturatif Dikabupaten Manggarai, dalam artikelnya berikut petikan kalimat dituturkan: BM sangat unik misalnya terlihat aspek sintaktisnya,
dalam penggunaannya diacara misa inkulturasi UKEM (umat kristiani etnik
manggarai), terdiri dari tiga ragam; yakni ragam biasa, semibeku, dan
ragam beku”, tapi sayang masyarakat etnis manggarai masih sangat minim
memahami ragam-ragamnya menurut analis data hasil penelitian: semibeku
43.22%, beku 44.34% kecuali ragam biasa lumayan mencapai 71.52%.
Sebenarnya
juga UKEM kurang memahami nilai religius yg terkandung dalam penggunaan
BM dengan ragam-ragamnya, karena banyak unsure kebahasaan yang
disampaikan oleh penutur jarang bahkan tidak digunakan dalam komunikasi
sehari-hari, misalnya penggunaan; idiomatik, paralelisme, dan metafora
terkesan asing, karena tidak digunakan dalam komunikasi sehari-hari,
sehingga dianggap baru bagi kalangan yang tidak biasa menggunakan
unsure-unsur yang saya sebutkan diatas.
Dan
Alhamdulillah hasil penelitian BM dalam UKEM ini direkomendasikan ke
PEMDA-MANGGARAI, perguruan tinggi, dan lembaga-lembaga terkait. Agar
dilaksanakan pemberdayaan BM untuk digunakan dalam K3.
Tentunya Harapan dan do’a saya juga kita semoga BM dimasukan dalam
kurikulum kegiatan belajar dan pembelajaran daerah di tiga kabupaten di
manggaarai, mengingat kurangnya kesadaran generasi muda untuk lebih
dekat terhadap pemahaman BM, diharapkan pemerintah serius dalam melihat
ini, sebagai persoalan daerah untuk ditanggapi dan diambil langkah
preventif dikalangan buta aksara BM dan tindakan presentatif pada
lembaga pendidikan yang tersebar diseluruh tiga kabupan manggarai.
BM
adalah persoalan identitas kedaerahan dan merupakan bagian potret
leluhur akan kayanya budaya bahasa dengan penuturan yang indah warna
yang melahirkan corak kehidupan dipedalaman manggarai, BM warisan
leluhur yang “mutlaqon Abadan” atau “wajib ain” hukumnya untuk
dilestarikan, dibudayakan, dikaji, dan dipelajari bagi EM (etnis
manggarai) dimanapun berada khususnya dimanggarai. BM bila menyatu
begitu eksotis nan ramah dengan lingkungan alam dipedalaman manggarai.
MAI TITE LONTO TOROK. . . .KUDUT TEGI TOMBO MANGGARAI. . . “MARI KITA DUDUK BERSAMA. . . .UNTUK BELAJAR BAHASA MANGGARAI”
Belajar Bahasa Manggarai?? Siapa Takut!!!! HEHEHE
Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, Video dan Foto Follow twitter Nacha sujono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar