Padahal untuk berdirih begini harus melawan dinginnya malam" |
Suatu ketika
saya ditanya adik lating satu etnis dengan saya di jogjakarta, begini
pertanyaannya: "Kela" sapaan bahasa daerah kami "bagaimana
supaya saya bisa pintar seperti si Bustan Basir Maras penulis
novel cerpenis terkenal dari POLMAN, "emang cius kamu mau jadi penulis
terkenal?" godaku memancing keseriusannya, "seriuslah bang"
sahutnya sembari melontarkan tawa panjang dengan muka masam penuh malu, merasa
dirinya belum pantas, lalu tersirat dalam fikiranku, betapa banyak orang
mengagumi keluarbiasaan orang - orang yang berusaha dengan tidak biasa - biasa
saja sehingga dirinya menjadi terkenal seperti si Bustan maras, "ayolah
bang jawab pertanyaanku" mukanya cemberut dan ketawa habis itu cemberut
lagi setelah ku buat jengkel dengan kata - kata yang menyinggung. "ah kamu
pelit bang" "iya udah tak kasih tau" inilah yang kulontarkan
sebuah ajaran menjadi penulis yang baik dan terkenal versiku untuknya saat itu,
yang dicatat di binder harian kuliahnya saat itu, dan malam ini dia mengirimkan
redaksiku saat itu lewat bar chattingan kami beberapa waktu yang lalu, ini
kalimat yang keluar dari mulutku saat itu:
Aku ingin cerdas seperti kela, katanya lewat chatt, "hahaha padahal aku nggak cerdas, dan karena kalian menganggap aku cerdas banyak orang yang memusuhiku, takut tersaingi" |
"bacalah sesuatu pemahaman yg ada ditanganmu sebelum sesuatu
itu dikabarkan orang lain kepada kamu bahwa dia telah mencetuskan satu teori yg
ada ditanganmu tapi kamu tidak membacanya, karena peluang hanya didapat oleh
orang paham dan kuasa suatu keterampilan, obatlah kesediahanmu dengan
bertamasya dari depan kata hinggga akhir kata sehingga kamu dapat pemahaman
yang baru dan kamu bahagia dan tersenyum jangan pernah cemberut klarena tidak
tahu sesuatu tapi jadikanlah dirimu orang yang selalu ceria karena kamu
paham".
tadi dia bilang begini "tolong berikan aku nasehat untuk
menulis yg baik seperti kela.eme tengance mi ce.makasih." kemudian dia
lanjutkan chattingnya "aku ingin berguru pd org yg cerdsa seperti
kela." padahal aku tidak pernah menganggap diriku lebih cerdas, kemudian
dia melanjutkan chattnya seperti ini "bagaimana menilis yg baik d benar
hehehe"
Ku jawab dengan semampuku, karena aku belum menjadi penulis yang
diakui oleh kebanyakan orang, maka jawabanku pada adik latingku ini jangan
dijadikan sandaran oleh kawan - kawan nanti kalian tersesat dijalan yang lurus
kata "emon" temanku hahaha, ini jawabku padanya beberap menit yang
lalui melalui chat dengannya "tulisan yang baik adalah berangkat dari
pengalaman/emperisme individu, landasannya muatan pengetahuan yang dimiliki
penulis, dan jujur tanpa takut, malu, minder untuk menyampaikan buah pikiran
dari refleksi kenyataan - kenyataan atas tidak kesesuaian realita human
interest dengan cara pandang yang dipakai oleh orang banyak, namun jangan
sampai menghilangkan ciri khas, setiap orang melewati pengalaman hidupnya
sendiri, maka dengan pengalamannya sendiri itu cara berfikirnyapun khas yang
belum tentu didapatkan oleh orang lain, namun banyaklah membaca refrensi dalam
bahasa tulisan untuk kekayaan cakrawala dalam menuangkan sebuah tulisan yang
menarik supaya dapat mengajak pembaca ikut menyaksikan apa yang dituangkan
dalam tulisan, jadi buatlah pembaca ketika membaca tulisan kita seolah - olah
dia masuk dalam objektivitas dari subjek yang kita tuangkan..."
Lalu aku
bertanya kenapa orang lain bilang menulis tidak baik, menulis hanya membuatmu
mimpi dan bertahayul tidak mendapatkan duit, dan kenapa Bustan Basir maras yang
terkenal dikalangan cerpenis luar biasa waktu itu datang ketika kami undang
sebagai pembicara di platihan jurnalistik di jogjakarta waktu itu walaupun
tanpa dibayar? haaaa?? jawab kalau tidak malu melarang anak - anak sekolah
untuk mengekspresikan imaginasinya lewat kata - kata yeng terurai oleh kalimat
kemudian terangkai oleh paragraf lalu menjadi cerita kehidupannya, kenapa
melarang anak - anak bangsa yang dianjurkan untuk menulis apa saja disekolah -
sekolah, dibangku kuliah, di seminar - seminar, ini salah sambung, saya
sarankan sekali - kali tengoklah Film PK untuk memerdekan fikiran yang melarang
anak - anak bangsa yang berbicara dengan caranya sendiri lewat tulisan yang
ditulisnya, biarkanlah mereka menceritakan ceitanya lewat tulisan.
Saya menuliskan do’a yang telah kuresapi begitu lama perjalanan
hidup cobaan datang silih berganti, dikertas kecil yang telah ku gunting ku
posisikan di pojok kiri hamalaman al-qur’an, selalu saya panjatkan dipagi dan
petang, begini do’aku itu:
Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, Video dan Foto Follow twitter Nacha sujono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar