Dialog imajiner Ibnu Arabi dengan Karl Marx tentang
Tuhan dan Kabut asap.
Dalam sebuah pertemuan imajiner yang tidak di
sengaja ibnu Arabi menyapa Karl Marx, orang
yang sering ngomong duit tetapi jarang punya duit yang sedang serius di
perpustakaan inggris.
Ibn Arabi :
"Marx, kamu cucunya nabi ibrahim ya?"
Marx : "ya, emang kenapa"
: "kok kamu jarang sembahyang?" kata ibn Arabi
: "emang kenapa, repot apa
kalau bertuhan?" tanya ibn Arabi
kembali
: "yo nggk repot, Tuhan itu
produk pikiran manusia, kadang digambarken Maskulin, kadang Feminim, kadang
digambarken gagah. Aku nggk mengataken Tuhan tidak ada, aku cuma menolak bertuhan
aja. Udahlah nggk usah bahas ini, yang lain aja." kata Marx yang lagi bete.
: "Pemikiranmu itu mirip
dengan ayat ini: “Walam yakullahu kuf’wan
ahad ‘Tuhan nggk mirip siapa –
siapa, nggk maskulin dan nggk feminim' " kata ibn Arabi
: "kan gua udah bilang,
jangan bahas Tuhan, pusing kepalaku. yang lain aja" kata Marx kembali.
: "kalau soal asap di sumatra
dan kalimantan? " tanya ibnu Arabi.
: "aku dulu pernah nulis Broer di buku Economic Phylosophical Manuscript bahwa alam itu tubuh an-organik
manusia, kita sering bertukar tubuh, kita minum dan makan dari alam, kita
kembali ke alam, kalau kita mengeksploitasi alam yo.. akan kembali akibatnya ke
kita, ya seperti asap di sumatra dan kalimantan" kata Marx
: "omonganmu itu mirip
dengan ini marx: “kami akan perlihatken tanda – tanda kami di segenap ufuk dan
di dalam diri mereka sendiri./ (Al – Fushilat : 53) - Ayat ini menyatakan bahwa
alam ini tubuh an-organik manusia, alam adalah makrokosmos dan diri adalah mikrokosmos,
kalau kita mengeksploitasi alam, ya akibatnya kembali ke kita – ‘Dzoharol Fasad Fil Barri Wal Bahri Bima
Kasabat Aidinnas’ " kata ibn Arabi serius.
: "Kapitalisme
itu rakus, dia membentuk budaya masyarakat yang juga rakus, dalam
masyarakat kapitalis tidak akan mempan merubah sistem sosial kalau cuma
berdalil, agama saja bisa dijual, semuanya itu diukur dengan uang, kalau kamu
dalil terus aku yang pusing. " Marx menjawab.
: "udahlah, saya mau nulis das kapital, jangan ganggu saya " kata marx yang tambah bete.
: "udahlah, saya mau nulis das kapital, jangan ganggu saya " kata marx yang tambah bete.
Bung HAM
Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, Video dan Foto Follow twitter Nacha sujono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar