السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Kita tak bisa memastikan kapan akan Mati - Yang pasti bahwa semua akan Mati "Orang paling pandai orang yang paling ingat akan masalah kematian (Sabda Rasulullah saw.)"

Surat Untuk Anjing Hitam

Cerita ini sangat familiar dikalangan pesantren jawa timuran. Musim haji telah tiba. Sebagaimana biasanya, penduduk daerah Bangkalan yang akan menunaikan ibadah haji terlebih dahulu sowan kepada Kiai Kholil.

Fulan calon jamah haji Bangkalan. Menjelang keberangkatannya, terlebih dahulu menyempatkan sowan ke Kiai Kholil. Kiai, ketika melihat diantara tamu terdapat si Fulan, maka segera menyuruh mendekat.

“Fulan, ini surat. Sesampainya di Masjidil Haram, berikan surat ini kepada anjing hitam.” Pesan Kiai kepada si Fulan dengan datar.

“Ya, Kiai. Saya akan menyampaikan surat ini.” Jawab si Fulan tanpa berani menatap dan bertanya kenapa Kiai menyuruh demikian. Seusai sowan kepada Kiai, Fulan langsung pulang ke rumahnya. 

Berbagai kecamuk dan pertanyaan dibenakknya. Hari keberangkatan pun tiba. Dengan niat yang ikhlas, Fulan berangkat ke tanah suci .Sesampainya di Makkah, Fulan menunaikan Ibadah hajinya dengan baik.

Sungguh pun demikian, Fulan belum tenang kalau amanat yang dipesankan Kiai Kholil belum dilaksanakan. Segera fulan pergi ke halaman Masjidil Haram, terdorong karena patuhnya kepada Kiai Kholil, ingin segera menyampaikan pesan yang sangat aneh ini. Tapi bagaimana caranya?

Tak disangka, ditengah keasyikannya merenung itu. Tiba – tiba, entah dari mana datangnya, didepannya sudah berdiri seekor anjing hitam. Tanpa pikir panjang lagi, Fulan segera meraih surat yang ada di sakunya. Seketika itu juga, disodorkannya surat itu kepada anjing hitam.

Telinga anjing itu bergerak – berak, lalu menggigit surat itu pelan – pelan. Beberapa saat anjing itu menatap tajam wajah si Fulan seolah – olah ingin mengungkapkan rasa terima kasih. Setelah itu dengan langkah tenang dan wibawa, sang anjing hitam itu meninggalkan Fulan yang masih terpana.

Dipandangnya anjing itu hingga tidak terlihat lagi dari pandangan mata Fulan. Fulan merasa lega. Sebab, amanat yang tidak dipahami itu sudah ditunaikan.
Waktu pun bergulir hingga selesailah ibadah Rukun Islam yang kelima itu. Semua jama’ah haji seantero dunia pulang ketanah airnya masing – masing begitu pula dengan fulan pulang ke Bangkalan

Bagi fulan, sungguhpun sudah selesai ibadah haji, namun kecamuk surat misterius itu masih melekat di benaknya. Oleh sebab itu, setibanya di Bangkalan, pertama kali yang ditemuinya adalah Kiai Kholil.
“Sudah disampaikan surat saya, Fulan?” Kata Kiai menyambut kedatangan Fulan.

“Sudah, Kiai.” Tegas fulan lega. 

“Tapi, Kiai..” Kata fulan agak tersendat – sendat “Ada apa Fulan?” Kata Kiai Kholil tanpa menunjukkan ekspresi yang aneh.
“Kalau boleh Tanya, kenapa Kiai mengirim surat kepada anjing hitam?” Tanya si Fulan terheran – heran.
“Fulan, yang kamu temui itu bukan sembarang anjing. Dia adalah salah seorang wali Allah yang menyamar sebagai anjing hitam yang menunaikan Ibadah haji tahun ini.” Jelas sang Kiai.

Mendengar keterangan Kiai Kharismatik itu, si Fulan baru memahami dan menyadari apa yang ada dibalik peristiwa itu. 
Dan sifulan pun hanya bisa menganggut sambil mengenang saat sang anjing berhadapan dengan dirinya.
Bung HAM

Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, Video dan Foto Follow twitter Nacha sujono

Tidak ada komentar:

Baca juga topik dibawah ini:
Lihat kamus di Beranda!
DAFTAR EMAIL KAMU UNTUK BERLANGGANAN UPDATE Ujung Pena NS