Aku selalu mencurigai sesuatu, meski hanya angin
yang berhembus, karena angin yang berpadu dengan kondisi alam yang tidak beres,
akan membawa penyakit.
Kemaren udara begitu panas, seolah terperangkap
tanpa bisa bergerak. Aku berjalan di bawah terik, hanya dengan celana panjang,
begitu panas, tiba - tiba situasi begitu cepat berubah, mendung bergerak
menutup langit, udara berubah menjadi dingin, dan berhembus kencang.
Dan aku merasa sejuk, dan aku lupa angin ini yang
membawa penyakit. Lupa itu mirip dengan orang bodoh yang lagi kaget. Dan aku
baru sadar pori – poriku menutup seiring dengan hembusan angin yang begitu
dingin. Panas yang sejak pagi seolah terperangkap ditubuhku, ada yang menjalar
dipunggungku. Dan aku ingat, aku akan terkena demam.
Dan tubuh mulai pegal – pegal, males makan. Tiba –
tiba aku teringat sesuatu, ketika imam Ali Bin Abi Thalib ditanya seseorang
"ali, kenapa kamu pindah dari rumah yang retak – retak ke rumah baru, apa
kamu lari dari takdir ?"
lalu imam Ali menjawab "aku lari dari satu takdir ke takdir lainnya"
lalu imam Ali menjawab "aku lari dari satu takdir ke takdir lainnya"
Dan aku ingat, aku harus lari dari takdir yang
membuat badanku pegal – pegal. Ketika aku menyentuh air, seolah menjadi sangat
dingin. Aku berpikir kalau aku mandi, pori – poriku akan makin menutup, dan aku
benar – benar akan demam.
Lalu aku menutup diriku dengan pakaian rangkap,
agar panas membuka pori – pori kulitku.
Aku ingin Allahku hadir dan aku menyandarkan
kepalaku dipangkuannya dan mengusap kepalaku.
Dan aku menghadirkan muhammad disampingku,
mengusap bahuku hingga semuanya menjadi sejuk.
Dan Imam Ali seolah tersenyum dan berucap
"larilah dari satu takdirmu ke takdir yang lain, akalmu adalah takdir
Allah yang maha cerdas disitu tersimpan seluruh nama dan pengertian"
aku cuma berucap "pori - pori kulitku belum terbuka juga"
aku cuma berucap "pori - pori kulitku belum terbuka juga"
aku begitu damai seolah begitu dekat dengan Allahku hingga aku tertidur. Tiba –
tiba pori – poriku membuka hingga keringat dan panas bisa keluar, disitulah aku
gembira, tidak jadi demam.
Setiap penyakit pasti ada obatnya. ya seperti
yang dikatakan ibnu Athoillah "sawabiqul himami la tahriqu aswarol
aqdari" besarnya himmah, cita – cita tidak bisa menembus dinding takdir. Dan
akal adalah takdir Allah yang paling agung, akal manusia mampu memecahkan
kerumitan – kerumitan.
Akal manusialah yang mampu menangkap ilham dan
wahyu. Akal manusia ini juga yang mampu membaca gerak alam seperti yang
dilakukan orang china hingga tercipta ilmu I Ching, tao teh ching, tai chi dan
teori sun tzu.
Dalam akal ada yang disebut plato dengan idea
yang 5 kategori (being, rest, motion, same, different), disitu manusia bisa
mencipta teori. Dan takdir itu tidak bisa dirubah, tetapi bisa dinalar dan diurai,
hingga kita bisa mencipta takdir yang lain, karena takdir itu bersama angin,
mendung, tanah, mentari, air, gunung. Itulah yang menggerakkan manusia.
Bung HAM
Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, video dan Foto Follow twitter Nacha sujono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar