Perang diponegoro
adalah perang terberat Belanda melawan bumiputra yang menguras keuangan belanda,
seumpama perang ini bertahan lima tahun lagi, belanda akan gulung tikar dari
jawa. Tapi perang ini berakhir tragis karena penipuan dan pengkhianatan yang
membuat pasukan diponegoro kocar kacir.
Tak terkecuali
para kyai harus mundur dan menyusun kekuatan di pedalaman. Para kyai membuat
kesepakatan untuk berpencar dan mengamalkan ilmunya ditempat masing – masing termasuk kyai Abdus Salam di tambakberas. namun
sebelum berpisah ada kesepakatan para kyai untuk memberi tanda keberadaan
mereka yaitu dua pohon sawo yang
berdekatan.
Sawo digunakan sebagai perlambang dari kata arab
"SAWWU SUFUFAKUM atau Rapatkan Barisan”, kalau ada pesantren
terdapat dua pohon sawo berdekatan
berarti pasukan diponegoro.
Paska perang diponegoro, belanda makin
mencengkeram dengan membuat UU
agrarische wet untuk mengembalikan kas negara yang terkuras habis. Timbul-lah
cuultur stelsel atau Tanam Paksa. film Max Havelaar adalah gambaran nyata dari tanam paksa di jawa, diadaptasi dari novel max havelaar karya douwes dekker.
Bung HAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar