Seorang pendoktrin akan bertanya
pada orang - orang yang diceramahinya seperti ini
"kalian lebih percaya pada nabi muhammad apa pada kyai?" kata pendoktrin
"kalian lebih percaya pada nabi muhammad apa pada kyai?" kata pendoktrin
secara sekilas pertanyaan ini sangat rasional, masuk akal banget. Orang – orang yang pemahaman agamanya baru sedikit pasti akan bilang "lebih percaya nabi muhammad"
Semua orang islam itu wajib
percaya nabi, tapi apakah nabi selalu datang pada kita tiap hari untuk mengajar
islam pada kita? hanya orang – orang tertentu yang ditemui nabi baik dalam
mimpi ataupun alam sadar. oleh karena itu nabi berpesan kalo ulama itu
pewarisnya.
coba fikir lagi, dalam islam itu ada ayat "
coba fikir lagi, dalam islam itu ada ayat "
maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai
pengetahuan jika kamu tidak mengetahui (an nahl: 43)
"Sesungguhnya ulama adalah pewaris para nabi. Sungguh para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham. Sungguh mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa mengambil warisan tersebut ia telah mengambil bagian yang banyak.”
(Tirmidzi, Ahmad, Ad-Darimi, Abu Dawud)
KONSEKUENSI dari doktrin langsung belajar kepada
nabi adalah menolak OTORITAS ulama (menolak
madzhab dan seluruh kitab karya ulama) dan menganggap ikut ulama, madzhab, kyai adalah MUSYRIK.
madzhab dan seluruh kitab karya ulama) dan menganggap ikut ulama, madzhab, kyai adalah MUSYRIK.
Doktrin ini mengajak langsung
kembali pada Qur'an dan sunnah. Doktrin ini secara rasional sangat benar, tapi
konsekuensinya sangat besar. Pendoktrin akan menyuruh mempelajari al - qur'an dan
hadis tanpa bimbingan ulama yang RASIKHAH. Maka semakin sedikit yang dibaca
dalam hadis dan qur'an, seseorang akan jadi KERAS. PENDOKTRIN menginginkan
seseorang kembali pada Islam MURNI, ASLI menolak madzhab karena zaman nabi
tidak ada madzhab, tarekat atau Firqoh, semua ini adalah hal baru, hal baru
menurut mereka adalah bid'ah dan bid'ah adalah sesat. Itulah kenapa dulu waktu
merebut madinah makkah kelompok garis keras banyak membunuh ulama,
menghancurkan makam pahlawan islam.
COBA PIKIR, mereka menolak madzhab dan menyuruh
belajar langsung qur'an hadis, padahal ulama hadis seperti bukhari, muslim, abu
dawud serta lainnya bermadzhab semua.
ZAMAN DULU TIDAK ADA ISTILAH ISLAM MURNI. istilah
itu dimunculkan oleh orientalis seperti orientalis memunculkan kembali istilah
"JIHAD" untuk menggempur uni soviet di afghanistan. istilah bid'ah
itu beda dengan perkara baru (muhdats) dalam fiqih, bahkan nabi melegitimasi
perkara baru lewat hadis ini:
“Diriwayatkan dari penduduk homs, sahabat Muadz ibn Jabal, bahwa Rasulullah saw. Ketika bermaksud untuk mengutus Muadz ke Yaman, beliau bertanya: apabila dihadapkan kepadamu satu kasus hukum, bagaimana kamu memutuskannya?, Muadz menjawab:, Saya akan memutuskan berdasarkan Al-Qur’an. Nabi bertanya lagi:, Jika kasus itu tidak kamu temukan dalam Al-Qur’an?, Muadz menjawab:,Saya akan memutuskannya berdasarkan Sunnah Rasulullah. Lebih lanjut Nabi bertanya:, Jika kasusnya tidak terdapat dalam Sunnah Rasul dan Al-Qur’an?,Muadz menjawab:, Saya akan berijtihad dengan pikiranku. Kemudian Rasulullah menepuk-nepuk dada Muadz dengan tangan beliau, seraya berkata:, Segala puji bagi Allah yang telah memberi petunjuk kepada utusan Rasulullah terhadap jalan yang diridloi-Nya.” (HR.Abu Dawud)
Menurut hadis di atas ketika
kita menemukan perkara BARU yang tidak ada dalam Qur'an, hadis apakah perkara
itu Bid'ah? sesat? dan layak diperangi?
Orang yang MENOLAK otoritas
ulama akan berijtihad sendiri. Ketika berijtihad dengan cadangan intelektual
minim dan bertentangan dengan orang lain maka orang lain akan dilabrak.
Istilah THOGHUT itu serampangan
digunakan kelompok radikal ini untuk sesuatu yang memusuhi pikiran mereka. Kalau
orang bacaannya sedikit tentang islam, maka demokrasi akan dianggap bid'ah,
sistem republik itu dianggap sesat. Kelompok ini sangat manis ketika
mendoktrin, tapi kalau cadangan intelektual kita diperbanyak, perkataan mereka
akan sangat bertentangan dengan ajaran nabi.
Bung HAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar