Sebelum tahun 1960
-an, bangsa kita itu tidak memandang perbedaan, zaman Ken Arok
agama hindhu,
budha, kalacara, tantrayana, animisme, dinamisme, bahkan yang cuma menyembah
pohon, hidup berdampingan.
Bahkan zaman Kertanegara
di Singasari ajaran Wisnu, Syiwa, Tantrayana, Mantrayana, Hinayana, Mahayana disatukan
dalam ajaran Siwabudha dan diabadikan dalam Sutasoma dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa. Cuma ada di indonesia, sebuah negara yang kebudayaannya lebih
tua 1000 tahun dari inggris.
Tahun 1900 -an,
setiap warga pribumi bebas berorganisasi bahkan seorang anggota sarekat islam
merangkap jadi anggota PKI, insulinde, indische partij, sekaligus indische
sociaal democratische vereeniging. Haji Misbah yang dibuang belanda ke
manokwari papua adalah seorang sarikat islam, sekaligus PKI, muhammadiyyah,
insulinde sekaligus wartawan.
Sekarang ada yang
aneh, dikit – dikit marah, dikit – dikit
tawuran. Mungkin karena jarang belajar, jarang debat dan diskusi. atau
jarang mikir ditambah budaya warisan belanda yang membuat miskin, jadi tambah
emosional. Sekolahnya tambah tinggi omongannya makin tidak mutu.
Mungkin yang paling bagus diadakan lomba debat
dan cerdas cermat, mulai RT sampai tingkat nasional biar banyak membaca dan
mikir.
Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, Video dan Foto Follow twitter Nacha sujono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar