Salah satu hal yang membuat manusia susah mikir adalah jarang atau tidak
pernah berdebat. Pikirannya banyak nganggur, kemudian tidak pernah membaca, akibatnya
omongannya tidak mutu. Orang yang tidak pernah debat kalau dia punya kekuasaan
dia akan cenderung otoriter, pingin menang sendiri.
Berdebat itu baik dan berpahala, sering berdebat kita akan lebih bisa
menerima perbedaan asal debatnya juga yang bermutu, jangan berdebat “apakah malaikat itu cewek apa cowok”, “malaikat punya
sayap atau tidak”. itu tidak penting karena sampai botak pun kita akan
kesulitan.
Debat itu mengembangkan pengetahuan. Dalam sejarah pasca perang antara imam Ali
Bin Abi Tholib R.a dan Aisyah R.H, serta Imam Ali dengan Muawiyah, masjid –
masjid mulai ramai dengan debat antara baik dan buruk, orang beriman yang saling
perang masuk surga apa tidak. Lalu lahirlah aliran – aliran, ada Mu'tazilah,
Qodariyah, Murji'ah dll.
Perdebatan berlanjut, Mu'tazilah memadukan Islam dengan Filsafat Yunani,
persia, china, india. Lahirlah filsafat, lalu lahirlah sains, ilmu matematika,
fisika, kimia, astronomi, musik dll.
Imam Syafii juga sering debat, terutama dengan Imam Malik gurunya sendiri.
perdebatan dalam fiqih melahirkan Madzhab Ja'fari, Hanafi, Maliki, Syafii,
Hambali, Dzahiri.
Di indonesia tahun 1900 -an, Islam dan Komunisme berdebat, lahirlah buku
islam dan sosialisme karya HOS Tjokroaminoto dan Datuk Ibrahim Tan Malaka.
Itulah manfaat debat, saling kritik. Orang yang pikirannya nganggur biasanya mudah menuruti nafsu, emosi, mudah marah dan sukar menerima perbedaan, solusinya ya membudayakan berdebat.
Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, Video dan Foto Follow twitter Nacha sujono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar