السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Kita tak bisa memastikan kapan akan Mati - Yang pasti bahwa semua akan Mati "Orang paling pandai orang yang paling ingat akan masalah kematian (Sabda Rasulullah saw.)"

Judulnya Malam Ini

Malam ini kembali lagi saya dengan kawan yang selalu setia menampung dan menemani disamping saat – saat saya posisi sulit, terbuang dan terusir dari rumah – rumah keluarga, ia kawan lamuis duduk nongkrong depan poliklinik salah satu universitas negeri dijogja bekas tempat kuliah beberapa tahun yang lalu, tadi sebelum saya beranjak dari kos dengannya, terlebih dahulu membujuknya untuk datang kekampus ini menemani saya, tapi baginya tidak ada lagi yang manarik dikampus untuk didatangi malam ini “buat apa ke kampus? Ngapain ke kampus? Kampus apakah?” Pertanyaan nyeleneh bersamaan tersirat senyum simpul dibagian wajah kawan lamuis yang dilontarkannya padaku “kampus UIN SUKA” jawab saya “Universitas Iblis Negeri itukah hahaha” pelesetnya sembari mengelus – elus rambut panjang karitingnya, “kamu menghina ya  Is perbincangan ini saya tulis loh dalam materi malam nanti hahaha, dan mungkin akan dibaca oleh orang kampus, kalau mereka bacakan mampus kamu tidak bisa mengurus surat perpindahanmu nanti, karena kamu telah dianggap menghina kampus dan pihak birokrasi, walaupun sebenarnya terbalik” candaku bernada gertak mencoba menakut – nakutinya “ah kou punya gaya ni jhon sambarang saja silahkan tulis saya tidak takut hahaha” ternyata kawanku ini tak gentar mungkin dia sangat kecewa saat ini saya belum bisa menebak gejolak perasaan terkandung pembicaraannya barusan entah dari hati atau hanya sekadar bualan belaka tak dapat kutebak, sejak lama saya menyadari betapa dia sangat jengkel dan kecewa dengan pihak birokrasi fakultas tempat ia kuliah lantaran dia dipersulit mengurus adminstrasi surat perpindahannya “jhon saya sudah menghadap kajur katanya menghadap pudek tiga untuk menyelesaikan problem kampus saya, setelah saya menghadap pudek disuruh minta formulir surat perpindahan, namun pegawai administrasi yang menangani formulir saya menyuruh untuk mengunduhnya melalui online diwebsite fakultasnya, ketika saya mengakses alamat website dari kampus untuk mengunduh formulir yang diminta pudek tiga ternyata harus menggunakan nomor induk mahasiswa dan password sedangkan nomor induk dan password login saya telah diblokir dan di non aktifkan oleh pihak administrasi kampus terkait” tuturnya tadi sore depan kamar saat menegukkan kopi – kopi yang baru beberapa menit yang lalu telah dipesan dari warung depan, kemalasan datang untuk menyambangi kampus putih yang kami sebut dimasa – masa kuliah ini sangat jelas saya lihat dari kawan saya ini, seperti orang terauma dari ledakan bom terror disebuah kota begitulah yang dirasakannya trauma untuk datang kekampus yang pernah didatanginya beberapa tahun yang lalu untuk menyelesaikan tugas – tugas akademik kampus, “sudahlah jhon jangan bicarakan lagi kampus yang tidak berfihak pada kita, ngapain kampus itu tidak menghargai orang – orang seperti kita ini, bagi kampus peraturan adalah sesuatu yang harus ditaati jika ingin mendapat pengakuan kelulusan secara akademik, orang – orang seperti kita ini sampah bagi kampus, kamu kalau diangap sampah apa kamu memiliki ketertarikan untuk membincangkan orang yang telah menghina kamu? Bagiku menambah perih dihati, syukur – syukur kita ini dianggap sampah organic masih bisa didaur ulang, inikan kita dianggap tidak berguna selamanya, itu terbukti setelah jangka batas akhir jatah aktualisasimu dikampus maka kamu di dropout, tidak ada waktu untuk memikirkan orang atau problem yang menghambat perkembangan saya dan kamu” cetusnya malam ini, “oke Is sepakat!! kita harus menentukan sikap sesegra mungkin untuk diri saya dan kamu” tandasku membalasnya.

Tadi ketika berjalan kaki sepanjang jalan dari kos hingga ketempat kami duduk malam tadi, mataku merasakan melihat situasi baru sekitar kampus itu, walaupun tak tampak perubahan yang drastis jauh berbeda, mungkin saja karena melihat wajah – wajah baru mahasiswa – mahasiswi, kalau mahasiswa biasa saja karena tidak menjadi focus perhatian saya, namun mahasiswi cantik – cantik yang tidak saya kenal ini membuat saya berdecak kagum dengan mereka yang lewat, yang duduk sambil menekan – nekan laptopnya, yang sedang diskusi dengan komonitas belajar kampus, dan yang sedang ambil uang di anjungan tunai mandiri samping kanan depan poliklinik itu, “eih perempuan – perempuan uin ni semakin kesini semakin cantik ee is” ucapku padanya yang sedang tadi menatap jauh disudut jejer parkiran motor yang ramai mahasiswi cantik – cantik yang sedang centil - centilnya malam tadi, “ah kou tu! semua perempuan kou anggap cantik, manislah” “eeeh bukan begitu tapi benar is cantik mereka coba kou lihat hahaha” tandasku berusaha menyamakan persepsiku dengannya, “ah tidak biasa saja moh” dalam hatiku seleramu tinggi kawan hahaha, malam ini pembicaraan kami diatas lantai ditengah – tengah kemurumanan perkumpulan mahasiswa, depan pos satpam dibawah pohon asam rindang itu bergulir dengan saling lontar canda mengundang ngakak sesekali suara kecil dan kadang besar jika ada lelucon yang sangat berarti sembari menoleh kiri kanan memperhatikan aktifitas mahasiswa yang asing bagi saya dan kawan muis jika mengingat – ngingat masa kami dulu, “iklimnya udah beda jhon” “ia eh” jawabku, “kita ko’ berasa bahagia sekali ya is padahal kita melakukan hal kesenangan sederhana, apa syarat bahagia kita sangat sepele dan sederhana ya?” tanyaku padanya, “itulah jhon terkadang sesuatu yang mahal dan sulit didapatkan itu tidak bisa mendatangkan kebahagiaan tapi kita hanya melihat mahasiswa uin dan melihat kampus sambil membaca sesuatu dari kampus yang tidak jelas hasil akhir pembacaanya bisa mendatangkan kebahagiaan”, malam ini saya mengutip perasaan yang saya rasakan “kebahagiaan diresapi, dihayati, dimaknai, diselami, dibandingkan, keindahan sederhana yang menurut kebanyakan orang biasa biasa dan monoton dilingkungannya bahkan tidak menyita perhatian, sesuatu yang berbeda dengan pengalaman pribadi tertentu setiap individu, hal sepele diperkotaan, dilingkungan tertentu, hal unik, syarat dengan sudut pandang dari setiap individu letaknya diotak dan hati”. 
At.22,39 Sapen 7 Februari 2016


Yang mau update Artikel ilmiah, Cerpen, Sajak, Puisi, Opini, Berita, Video dan Foto Follow twitter Nacha sujono

Tidak ada komentar:

Baca juga topik dibawah ini:
Lihat kamus di Beranda!
DAFTAR EMAIL KAMU UNTUK BERLANGGANAN UPDATE Ujung Pena NS