السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ Kita tak bisa memastikan kapan akan Mati - Yang pasti bahwa semua akan Mati "Orang paling pandai orang yang paling ingat akan masalah kematian (Sabda Rasulullah saw.)"

Sajak Seonggok Jagung


Oleh :

Seonggok jagung di kamar

Dan seorang pemuda yang kurang sekolahan.

Memandang jagung itu,

Sang pemuda melihat ladang;

Ia melihat petani;

Ia melihat panen;

Dan suatu hari subuh,

Para wanita dengan gendongan pergi ke pasar

***

Dan ia juga melihat

Suatu pagi hari

Di dekat sumur

Gadis - gadis bercanda

Sambil menumbuk jagung

Menjadi maisena.

Sedang di dalam dapur

Tungku - tungku menyala.

Di dalam udara murni

Tercium kue jagung

Seonggok jagung di kamar

Dan seorang pemuda.
Ia siap menggarap jagung
Ia melihat kemungkinan

Otak dan tangan Siap bekerja

Tetapi ini :
Seonggok jagung di kamar

Dan seorang pemuda tamat SLTA Tak ada uang,

Tak bisa menjadi mahasiswa.

Hanya ada seonggok jagung di kamarnya.

Ia memandang jagung itu

Dan ia melihat dirinya terlunta-lunta .

Ia melihat dirinya ditendang dari diskotik.

Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase.

Ia melihat saingannya naik sepeda motor.

Ia melihat nomor-nomor lotre.

Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal.

Seonggok jagung di kamar

Tidak menyangkut pada akal,

Tidak akan menolongnya.

Seonggok jagung di kamar

Tak akan menolong seorang pemuda

Yang pandangan hidupnya berasal dari buku,

Dan tidak dari kehidupan.

Yang tidak terlatih dalam metode,

Dan hanya penuh hafalan kesimpulan,

Yang hanya terlatih sebagai pemakai,

Tetapi kurang latihan bebas berkarya.

Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan.

***
Aku bertanya :
Apakah gunanya pendidikan

Bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing

Di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan

Bila hanya mendorong seseorang

Menjadi laying – laying di ibukota

Kikuk pulang ke daerahnya ?

Apakah gunanya seseorang

Belajat filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran,

Atau apa saja,

Bila pada akhirnya,

Ketika ia pulang ke daerahnya,

lalu berkata :

“ Di sini aku merasa asing dan sepi !”

Tim, 12 Juli 1975
Potret Pembangunan dalam Puisi

Tidak ada komentar:

Baca juga topik dibawah ini:
Lihat kamus di Beranda!
DAFTAR EMAIL KAMU UNTUK BERLANGGANAN UPDATE Ujung Pena NS